SMK Saradan merupakan satu-satunya wakil sekolah swasta yang tersisa dalam Engineering Innovator Competition 2012 tersebut.
Adapun 14 sekolah lainnya yang juga lolos ke final lomba tingkat nasional tersebut adalah SMA dan SMK negeri.
Final kompetisi ini akan dilaksanakan di Kantor Pusat Fakultas Tehnik (KPFT) UGM, Yogyakarta, pada 24 November mendatang.
Di final nanti, tiga siswa SMK Saradan masih mengandalkan karyanya yang diberi judul Distilator Kompor Surya Sebagai Penyaring Air Laut yang Murah dan Ramah Lingkungan.
Mereka akan bersaing dengan para siswa dari berbagai daerah, di antaranya SMAN 2 Ponorogo, SMAN 1 Glagah, SMKN 2 Yogyakarta, SMAN 6 Yogyakarta, SMKN 1 Klaten, SMAN 6 Semarang.
Ketua Yayasan Nurussyamsi, H Kastubi, mengaku bangga atas prestasi yang diraih tiga siswa SMK Saradan, yang merupakan sekolah binaannya.
"Alhamdulillah, tiga siswa kami lolos ke final di kompetisi bergengsi itu. Yang membikin kami bangga, mereka satu-satunya wakil sekolah swasta yang tersisa di event itu," kata Kastubi di sela-sela pemberian wakaf al Quran, kemarin.
Wakaf Quran
Penyerahan wakaf Quran yang merupakan program Yayasan As Salam dan Harian Monitor Depok (Salam Monde) juga dihadiri pula istri Kastubi, Wuryani Hadi, Anggota DPRD Depok Muttaqin, Pemimpin Redaksi Monde Amiruddin, Pemimpin Redaksi Radar Depok Andi Ahmadi, Ketua Yayasan As Salam, Faisal Agus, dewan guru serta para siswa SMK Baskara.
Dalam sambutannya, Muttaqin mengatakan bahwa al Quran adalah pedoman hidup umat Islam.
Namun nyatanya, masih banyak yang menyepelekan keberadaan kitab suci tersebut.
Al Quran hanya dijadikan pajangan atau hiasan, bahkan kondisinya dibiarkan lapuk tidak terawat.
Di hadapan ratusan siswa, Muttaqin mengibaratkan al Quran semisal handphone.
Menurut dia, seseorang yang memiliki handphone baru tentunya kebingungan saat ingin menggunakannya, karena tidak mempelajari terlebih dahulu melalui buku panduan manual.
Begitu pula alQuran... Jika tidak dipelajari, tidak akan pernah bisa membaca dan memahami maksud dan tujuan kenapa Rasulullah mewariskan al Quran untuk umatnya.
"Jangan letakkan al Quran di sembarang tempat, apalagi dibiarkan rusak atau robek. Bacalah setiap hari, pahami dan amalkan kandungan isinya. Insya Allah kita semakin dituntun dalam menjalani kehidupan ini," katanya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Nurussyamsi, Kastubi, mengatakan bahwa al Quran adalah sarana atau alat berkomunikasi rasul/nabi dengan Allah Swt, dan umat Islam dengan Allah dan Rasulullah.
"Jadi, kalau mau berkomunikasi dengan Allah dan Rasulullah, maka al Quran adalah alat komunikasinya,"kata Kastubi.
Dia menambahkan, meski usianya sudah belasan abad, al Quran hingga kini tetap dijaga dan dilindungi oleh Allah Swt, sehingga tidak ada campur tangan manusia untuk merubahnya.
"Sampai hari ini tidak ada sedikit pun perubahan ayat demi ayat sejak diwariskan oleh Nabi Muhammad Saw kepada umatnya," papar tokoh pendidikan Kota Depok ini.
Diawal sambutannya, Kastubi menyatakan kebanggaannya atas kehadiran salah seorang mantan muridnya, yaitu Amiruddin, Pemimpin Redaksi Monitor Depok.
"Alhamdulillah, murid saya yang dulunya nakal ini, sekarang sudah sukses, jadi pemimpin redaksi Monde.Dulu, saat di SMP, saya manggilnya Amir, tapi sekarang Pak Amir,"ucap Kastubi di hadapan sejumlah guru dan ratusan siswa.
Pada kesempatan itu, Amiruddin diminta untuk menyampaikan wejangan kepada para siswa SMK Baskara, agar semakin termotivasi dalam menatap masa depannya.
Usai menceritakan sekelumit kenangannya saat sekolah di SMP Pelita Dua, sekitar 27 tahun silam, Amiruddin berpesan kepada para siswa SMK Baskara agar tidak melakukan aksi tawuran.
"Adik-adikku, hindari tawuran ya... Manfaatkan waktu luang kalian untuk melakukan hal-hal positif, semisal bereksperimen membuat karya atau melakukan penelitian ilmiah. Itu tak hanya membikin bangga pihak sekolah, tapi juga orangtua kalian," kata Amiruddin.(mj)
0 komentar:
Posting Komentar